Wednesday, May 29, 2013

Dealing with Infertility (under treatment)

Semenjak mulai period sekitar seminggu lalu, saya sering banget sedih kalau lagi sendirian. Memang susah ya ngontrol pikiran untuk nggak mikirin hal yang jelek-jelek... Saya sempet google "How to deal with infertility" dan tadinya nggak mau banget nulis itu di browser, kayanya sedih banget mikirin ada label infertility segala. Mungkin memang definisi nya bukan sama sekali nggak fertile gitu kali ya, tapi ya emang perlu undergo treatment aja. Still, rasanya sedih. 

Saya nggak suka sama kata-kata "coba lihat orang lain masih banyak yang nggak seberuntung kamu..." karena aneh, maksudnya kita senang karena ada orang lain yang less happy/lucky than us? Kondisi yang dihadapin setiap orang tentu beda-beda, kuatnya mereka under pressure juga beda-beda, mungkin buat satu orang kondisi ini berat, buat yang lainnya berat banget. Saya nggak bersyukur karena saya lebih beruntung, tapi saya bersyukur karena saya dikasih support and strength untuk ngadepin apa yang saya hadapin. Beberapa hari terakhir ke distract karena lagi siap-siap mau liburan, jadi agak santai (nggak santai dalam hal packing dan siap-siap tapinya :P) tapi kadang keinget lagi jadi bengong sedih gini sih...

So far udah minum Clomid hari ke 4 (CD 6) dan hari ini terakhir. Lucunya saya nggak dapet side effect apa-apa. Dibanding bulan lalu yang pas minum Clomid barengan sama lagi flu berat, bulan ini nggak kenapa-kenapa, pusing nggak, susah tidur nggak signifikan (palingan mundur setengah jam), apalagi nausea boro-boro ada dari bulan kmaren juga nggak sih ehehe... Semoga lebih santai berbuah hal baik, khususnya karena mau liburan ini, moga-moga jadinya made in Indonesia ahahha... 

For anyone out there dealing with infertility, I wish you all the best of luck and wishes. Don't blame each other and mostly don't blame yourself. It is easier said than done, I know. I read at a website, while doing treatment before getting their BFP, this couple prayed not saying "Please give us a baby..." but "Please give us the strength to endure if this doesn't work out." I honestly can't say that in my prayer just yet. I learn that when you hold on to something too tightly, you will crush it, so let go so God can do His works with it. 

Don't cram your future with your own plans, make time for miracles to happen. 


Tuesday, May 28, 2013

Belanja ke Roermond

Akhir minggu lalu, dalam rangka persiapan berangkat liburan, saya dan suami pergi ke Roermond (Designer Outlet Roermond) buat liat-liat barang diskon. Saya baru tiga kali ke Roermond dan semua kunjungan terjadi dalam dua bulan terakhir. 

Brand yang ditawarkan di Roermond lumayan banyak tapi yang saya suka mampirin ituuu... Salvatore Ferragamo (ngintipin Vara dan Varina yang turun harga dari €300 ke €200 or less), Mulberry (alexa from €1100 to €800+), Nike Outlet Store (my running shoes for €30) dan Tefal Krups Moulinex (ini satu toko untuk berjamaah jadi nggak jelas namanya... Home & Cook kali ya kalo ga salah). Kalo ibu-ibu (baca: tante-tante) mungkin lebih tertarik ke Prada sama Gucci ya secara beda standar. 

Speaking about Tefal dan kawan-kawannya, kemarin di toko yang itu saya lumayan lama nimbang-nimbang. Ada mixer set Moulinex jadi cuma €160an dari around €300. Yang 900W ada mixer blender dll ituuuu... lagi pengen banget beli yang sedemikian karena mixer di rumah yang automatic turning rusak... Sempet browsing KitchenAid (muahal rek €599, padahal di US cuma $270... not fair!) terus tertarik Bosch MUM56340 yang lengkap banget segala attachment nya (tapi ngga se-cute KitchenAid ;P)... Jadinya pas liat yang Moulinex sempet tertarik, tapi attachment nya ngga selengkap Bosch jadi ya udah lah, lagipula gotongnya mo naik kereta kayanya lumayan juga (lirik bawaan suami...).

Sempet misah bentar karena mendekati jam kita mau pulang, suami mau balik ke Black & Decker buat beli bor, sementara saya mau balik lagi ke toko Tefal untuk kembali berpikir *tsah* Selain mixer Moulinex, saya tertarik beli mini wokpan atau saucepan yang dalemnya ada lapisan teflon (merk Tefal) soalnya saucepan kami ada satu tapi nggak dilapis teflon dan sekarang tampangnya agak kurang presentable walopun bekerja dengan baik cuma yaa begitu deh ya. Lumayan juga si saucepan dll nya itu dari €20 jadi €9.95 jadi setelah bolak-balik kayanya kok lebih sreg (cute) yang wokpan jadi ya udah deh ambil satu. Terus kena deh euphoria barang murah, keambil pannenkoekenpan satu... Tapi sebelum bayar mikir-mikir selama ini bikin crepes pake frying pan biasa kayanya jadi-jadi aja... sementara kalo beli pannenkoekenpan kayanya bakal cuma dipake untuk crepes, paling-palingan buat bikin telor dadar... Jadi ditaro lagi deh... 

Akhirnya dari trip kemarin kita bawa pulang satu set bor dari Black and Decker (biar nggak usah minjem-minjem lagi cuma buat masang lukisan ;P), dua travel pillow dari Samsonite untuk long flight kami in two days sama satu mini wokpan dari Tefal. 

Kalo baju dan sepatu nanti aja kali ya kalo sempet ke La Vallee Village di Paris ;P hohoho...

Monday, May 27, 2013

Healthy Argument

Kemarin saya dan suami had an argument. Cuma hal sepele, bener deh. Sejak pacaran dulu saya modelnya pundungan (ketebak abis), kalo nggak suka suatu hal dan nggak bisa ngasih alasan pasti sok sok pergi (minta dikejar wahahah). Semakin lama bukannya makin dikejar, malah suami makin hafal saya pasti akhirnya balik lagi setelah mengumpulkan kata-kata. *gagal*

Bedanya kemarin suami bilang kenapa hal yang ini nggak boleh, saya bilang alasannya apa, dia bilang dia nggak mau kaya' gitu, saya bilang hal kecil begini aja apa susahnya diikutin daripada jadi panjang. Akhirnya entah gimana pokonya selesai. Sempet agak sebel2an kayanya karena agak cranky due to kecapean. Terus beberapa saat kemudian tiba-tiba dia ngomong "Sekarang kita kalo berantem lebih sehat ya." Padahal in the midst of the argument, saya sempet nutup laptop dan dia langsung bilang "Jangan pergi dong!" yang saya jawab "Lah ini cuma mau makan bubur kacang ijo nyaa~" mungkin saking hafal nya sama drill saya kalo udah mulai sebel.

Kalo saya pikir mungkin semua pasangan melewati masa pencarian cara argumen yang paling baik. Ada yang beruntung udah nemu sejak masa pacaran, ada yang perlu waktu lebih (terutama yang jarak jauh bertahun-tahun). Kalau dibilang nggak pernah ada argumen sama sekali, coba ditanya yang bener deh ke pasangannya; mungkin salah satu pihak terlalu ngalah untuk menghindari argumen and I don't think that's healthy for the mind and the relationship. Saya lupa sebenarnya kapan ini dimulai, tapi senang sekarang sudah begini :) Kalo misalnya mulai tinggi tone nya kemungkinan argumen terjadi saat lagi laper ato capek (ato kalo saya sih especially pas lagi ngantuk, kalo dibangunin langsung ditanyain apa gitu saya jadi galak.... hiii) Jadi mungkin kaya' kemarin aja deh argument nya pas lagi mau makan bubur kacang ijo :P

Sunday, May 26, 2013

When we don't know

A couple weeks ago during a job interview, my interviewer, a principle engineer, told me this: " You know, the key of success in our field is not only to know our skills, but also to know our shortcomings. We should know when we need to ask for help."
Sometime we think asking for assistance at work could be sign of our lack of experience or confidence. It requires a humble heart to acknowledge our weaknesses and sincerely asking for help.
That's also true in life. We should know when we need to put aside all of our fears and let God to take over our life. It requires faith, a humble heart to say: I'm nothing in front of You, I trust my life into Your hand.
Happy Sunday everyone!

Thursday, May 23, 2013

BFN

It finally arrived. The dreaded period. I am feeling defeated and heartbroken. Trying to see the silver lining but it's getting so hard. It's easier to deal with it while holding hubby's hand and crying everything out. 

I am afraid of being bitter. Looking at other people's happiness with frown and wondering what's wrong with me. I'm sure in time I will heal and ready for the next cycle (in two days) but right now please excuse my whining. It is, after all, our space to pour our hearts out (in this case, mine). 

My birthday is in less than two weeks. I thought this would be the best gift ever. But apparently not now, God says. I don't feel like inviting anyone to dinner, though. We're thinking of going to a nice laid back dinner just the two of us. It's time for vacation, time for a break. Hopefully it will also help in the next cycle. 




Wednesday, May 22, 2013

Random rambling

Okay. My stomach hurts, my lower body cramps for dayssss, feeling sore in certain places, taking unusual naps, I have bitter taste in my mouth which is new. Yet it's still a negative.

I am not getting my period this month! *determined* gonna test again in the weekend. 

Saturday, May 18, 2013

Progesterone Level

Just a little update!

Tanggal 16 kemarin sudah ditelepon dokter untuk kasih tau hasil tes darah. Level progesteronnya naik berarti terjadi ovulasi. 

Dengan dodolnya saya yang terlalu senang nanya ke dokter.. "What should i do next?" Wehehehe dokternya bilang sekarang ya waktunya menunggu. Akhir minggu depan (Jumat depan dan sekitarnya) kalau memang belum period coba tes pakai home pregnancy test. Kalau memang positif harus telepon rumah sakit untuk jadwalin pemeriksaan awal. 

Smoothly, dokternya juga bilang kalau misalnya ternyata akhirnya dapet mens ("Since we should not overlook that possibility...") *very rational, unlike the patient aka me* bisa diminum lagi clomiphene nya hari 3-7. Kalau sampai 3 cycle belum jg hasil positif harus ke dokter lagi untuk dilihat lagi lanjutan treatment nya. 

But on a happier note, dokter bilang bagus berarti clomiphene nya bekerja dan reaksi nya seperti yang diharapkan. :) 
Crossing fingers dan say lots of prayer masih terus dilanjutkan tentunya sampai hasil tes positif, juga seterusnya sampai anak kami lahir dan setiap hari kehidupannya nanti. 

Baby dust baby dust to all ttc 

Thursday, May 16, 2013

Masalah Berat

Huff...

Baru nyadar foto diri sendiri udah makin gemuk aja. Doh jadi sedih *huks*
Nulis ini bukan untuk pembenaran berat yang naik tapi cuma pengen cerita aja.

Jadi mulai desember lalu saya mulai telat dapet semakin jauh jaraknya. Being hopeful people that we are, kami berpikir mungkin hamil ya kali ini. Saya pernah dikasitau sepupu kalo lagi hamil malah diet nanti bayinya kurang baik perkembangan otaknya. Apalagi 3 bulan pertama kehamilan katanya kan penting banget tuu... Jadi saya nggak ngurangin makanan, even though makan juga nggak berarti snacking terus, makan wajar aja tapi ngga ada attempt special untuk diet. Mungkin juga karena lagi winter jadi pergerakan emang kurang yak, cuaca di luar ga menarik buat diajak kerjasama. Sekali lagi, bukan cari alesan tapi emang ini yang saya pikirin waktu itu.

Akhirnya mens dateng, sedih deh, larinya  ke makanan. Kesal sendiri jadi membantu mood pergi beli es krim... Huff, bukan kombinasi yang bagus. Abis itu lagi-lagi telat dapet jadinya harap-harap lagi apakah mungkin hamil, jadi cycle yang sama terulang lagi. 

Semenjak akhir bulan lalu udah beberapa kali bisa jogging di luar karena cuaca mulai enakan (juga karena ada sepatu lari baru wahahha) dan rasanya menyenangkan. Memang belum ada pergerakan drastis di jarum timbangan, tapi at least terasa lebih fit. Beberapa source bilang kalo lagi two weeks wait sebaiknya nggak olahraga berat, misalnya kalau tadinya lari, sekarang jalan aja dsb. Seminggu ini cuma hujan dan mendung doang yang ditawarkan sama langit Den Haag jadi saya di rumah aja bengong. Abis ini mau sambungin laptop ke tv aja deh dan mulai blogilates biar at least ada something. Wahahah. 

Oh sama saya sebenernya kesel sama orang-orang yang kalo ngomong cuma bisa ngomongin berat badan. They don't know a thing about anything else I struggle about, so I blocked whatever they say from my mind. Budaya Indonesia/Asia banget mungkin ya kalo ketemu bukannya ngomong halo tapi malah "gemukan ya?" dan senada. I hate them and hate the attitude. If you think so, say it behind one's back, maybe that's fine, it just shows how low you are, but saying things like that directly to one's face, just means you have no manner at all. :) 

Hari ini lagi nunggu telepon dari dokter buat dikasitau hasil tes progesterone. Crossing fingers again. baby dust baby dust to all ttc.

XOXO

Monday, May 6, 2013

On the way to Clomid Success Story ;-)

Halooo

Nulis ini pas baru aja balik dari ketemu dokter lagi. Kebetulan appointment kali ini pagi jam 8 jadi pas pulang toko pun belum buka (Senin di Belanda pada buka siangan around 11) jadi balik ke rumah dulu. Biasa... Monday is laundry day~

Tadi di dokter di USG lagi dan good news obatnya bekerja dan ada satu follicle yang jadi 21 mm. Selama ini kayanya banyak follicle tapi kecil-kecil semua. Tadi pas liat di layarnya keliatan banget satu stand out gede sendiri ;P Di sebelah kiri nggak ada yang mature, sepertinya memang cuma satu itu. But it's more than enough to make us happy! 

Seminggu lagi dijadwalin tes darah untuk cek progesterone level, untuk mastiin aja memang terjadi ovulasi. Tadinya saya udah overexcited kirain maksudnya udah mau dicek hCG level wahahah... I think mostly tunggu dua minggu baru liat hCG level deh.

Kalau memang ada yang baca tulisan ini, doakan kami ya! :) We're crossing our fingers and praying nonstop ^^

Baby dust baby dust to all ttc.

<3

Thursday, May 2, 2013

Antara Indonesia dan Belanda: Gynecologist Visit

Tahun lalu waktu saya sempat pergi sebentar ke Jakarta (sekarang bilangnya pergi, dulu bilangnya pulang, krn skrg rumah buat pulang ya di Den Haag ;)), sempet nyadar kalo period udah mulai telat sekitar sebulan lebih. Akhirnya setelah mikir-mikir terus, test pack juga tetep negatif, dan eventually period tiba juga~ akhirnya pergi deh ke dokter ObGyn sebut aja dokter Y di RSPI. Waktu ke sana appointment nya malam hari dan karena belum pernah punya kartu jadi buat kartu RSPI dulu. 

Waktu ketemu dokter ditanya sebentar masalahnya apa, terus ditanya mana suami kenapa nggak ikut. Intinya saya sudah kasih tau kalo suami di Belanda, kami reside di Belanda dan ini kebetulan aja saya lagi di Jakarta dan mau periksa. Ini sebenarnya buat mastiin emang bleeding yg wkt itu adalah period bukannya flek yang bearti hamil tapi ada masalah, misalnya *again, knock on woods* Ternyata langsung diminta naik dan di USG trans V terus ditanya kapan saya kembali ke Belanda. Waktu itu masih ada sekitar dua minggu sebelum pulang jadi langsung dijadwalin tes hormon dan tes entah apa lagi yang harus pake obat dimasukin ke dubur (aaaah noo!) terus juga harus balik lagi ketemu dokter. Meanwhile saya nggak dijelasin sama sekali ini tes buat apa, langsung diminta nebus obat untuk persiapan tes esok harinya. Saya sempat takut-takut nanya, tapi ini sebenarnya nggak apa-apa dok? Dan dijawab nanti kita lihat pas ketemu lagi. That's it, saya keluar nebus obat jadwalin buat tes besoknya (dan nggak boleh makan apa2 lagi for the rest of the night padahal saya udah beli cheesecake Maqui's >_<) dan bill nya keluar sekitar 1 juta rupiah. Untuk dokter, USG, obat, dll. Setelah ngobrol sama suami, juga bareng keluarga di Jakarta akhirnya kita mutusin nggak ngikutin prosedurnya. Buat apa juga suami nggak di Jakarta, kalopun ada yang mau di treat ya mending sekalian di Belanda aja... Rasanya terlalu dipaksain untuk bisa tes dll nya di Jakarta padahal tadinya cuma mau periksa hal kecil aja. 

Berbekal pengalaman itu, waktu ketemu dokter di Belanda saya agak pesimis awalnya. Tapi di Belanda beda banget sistemnya. Mungkin karena di sini dokter dan RS memang nggak bisa cari untung via alat kali ya, karena buat sampe dirujuk ke RS aja perlu waktu lama, itupun saya nggak pernah urusan sama kasir sama sekali. Semuanya lewat asuransi, ditagih ke asuransi. Pertama kali ketemu dokter Nienhuis kita ditanya hampir sama kaya' waktu di Jakarta, tapi karena depan-depanan sama dokternya jadi keliatan dia lagi nulis jawaban kita di komputernya, ada form pertanyaannya apa aja dan langsung ketik jawabannya di situ.

Pertemuan pertama nggak ada USG gitu2, pelan-pelan dijelasin kalo irregular menstruation biasanya pengaruh besarnya hormon, jadi ini dia jadwalin tes darah untuk tau hal-hal a b c etc. Semuanya dijelasin, but with the right amount, karena jujur kalo saya tau terlalu banyak hal biasanya malah jadi mikirin worst case scenario. Ngga perlu tau banyak aja orang bisa jadi mikir kemungkinan terjelek, jadi saya puas dengan informasi yang dikasih dan boleh banget nanya lagi kalo emang pengen tau. Suami sempet nanya "is there anything we should be worried about regarding this condition?" Dokter bilang "we don't know yet, after the test then we know what we should be worried about." Fair enough :) 

Mau ambil darah untuk tes nggak ada persiapan aneh2 (I don't have to give up a cheesecake), langsung pergi ke tempatnya dan diambil darah, simple. Buat suami agak lebih ribet karena harus jadwalin sendiri sama klink patologi tapi nggak ada pantangan ato apa gitu. Waktu kita balik lagi juga hasil tes kita dikasi tau cukup jelas, nggak sampe detail persentasi ato angka-angka, cuma dikasih tau apa yang kurang dan harus dibantu obat. Yang terasa beda, waktu kunjungan kedua saya di USG sama dokternya, kalo di indonesia kalo mau di USG ditutup2 pake kaen selembar gitu mungkin biar lebih sopan ya. Di sini boro-boro :P cuma dokternya bilang "remember this might be uncommon for you, but it's very common for me." of course! 

Saya bersyukur undergoing treatment di negara ini. Saya tau di Indonesia juga banyak dokter dan rumah sakit yang bagus, tapi setidaknya di sini healthcare system jelas banget. Tiap bulan memang kadang ngedumel bayar asuransi kesehatan, tapi waktu perlu nggak ada yang perlu dikhawatirin, nggak pernah megang uang cash ato keluarin kartu buat bayar apapun. Dokter yang kita ketemuin juga baik, di ruangannya ditempel semua kartu birth announcement dari pasien-pasiennya. Banyakk banget beberapa kembar, it made me feel safe and warm somehow thinking that we will have to send our card to her too one day. Pasti ada alasan kami ada di sini, ada alasan kami ngadepin kondisi ini, ada alasan kami ketemu dokter ini. God is planning for the best in the best timing possible