Akhir-akhir ini saya merasa lebih tenang. Kalau setahun lalu rasanya selalu dikejar-kejar dengan rencana sekolah ataupun bekerja, semakin lama berada di sini makin lama belajar makin bersyukur dan ikhlas. Yang paling saya senangi tahun baru ini adalah berpikir hari ke hari. Bukan berarti tidak ada rencana sama sekali untuk masa depan, tapi tidak khawatir mengenai masa depan. Cukup satu hari ini masalah yang harus dihadapi, kemarin sudah berlalu, esok mungkin akan ada masalah lain, tapi biarlah dihadapi besok.
Akhir-akhir ini rasanya lebih lega, ditanya mengenai apa yang saya kerjakan, saya bisa terbuka menjelaskan. Tidak banyak yang muluk-muluk atau bizarre, tidak ada proyek besar secara profesional, pencapaian karir, transkrip nilai yang plus atau pencantuman nama saya di media tentunya. Proyek besar saya adalah: being happy. Banyak hal yang malah akan terhambat kalau ini tidak ada. Tanpa bermaksud egois, dalam hal ini saya coba dari diri sendiri dulu, dan kunci yang paling penting adalah menerima kenyataan kalau saya tidak bisa memuaskan semua orang. Satu yang paling penting buat saya sekarang hanyalah si Mr. yang saya ingin bisa happy bersama saya.
Kemarin ini saya menemukan kembali ucapan terkenal dari John Lennon (cmiiw)
When Lennon was young he asked his mother, "What is the point of living?" She told him, "The point of living is to experience happiness. " Some years later in school the teacher asked him, "What do you want to be when you grow up?" Lennon said, "Happy." The teacher said, "I don't think you understand the question." to which he replied "I don't think you understand life."
Mungkin Lennon memang terdengar tidak mengerti pertanyaannya, tapi jawabannya tidak salah. Apa yang salah dengan ingin bahagia di masa depan? Saya tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban profesional, misalnya ingin menjadi arsitek atau manager atau apapun yang lainnya. Saya hanya berharap di masa depan saya (dan suami, dan (semoga) anak=anak kami) bisa berbahagia. Bahkan sekarang saya berharap malam nanti ketika saya menutup mata untuk tidur, saya merasa bahagia.
Tapi mungkin ada saatnya menyerah adalah pilihan satu-satunya.
No comments:
Post a Comment